BEAST

BEAST

1 Jul 2013

Makalah Kelompok: ( PEMASARAN )

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami. Sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan tentang PEMASARAN.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.






Depok, Juni 2013




Penyusun









DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar           ……………………………………………………………….. i                                                                               
Daftar Isi                     ……………………………………………………………….. ii


Bab I   : Pendahuluan
                        1.1       Latar Belakang            ………………………………………. ..1
                        1.2       Rumusan Masalah       …………………………………………1
                        1.3       Tujuan Penulisan         …………………………………………1


Bab II : Pembahasan
                        2.1       Definisi Pemasaran                 …………………………………3
                        2.2       Permasalahan Pemasaran Wirausaha   ……………............……4
                        2.3       Unsur Pemasaran        …………………………………………4
                        2.4       Kendala Pemasaran     ……………………………............……6
                        2.5       Solusi Kendala Pemasaran      ………………………...........…10









BAB I
PENDAHULUAN


1.1               LATAR BELAKANG
Berwirausaha dapat memberikan manfaat ekonomi sepanjang waktu baik bagi diri sendiri ataupun perkembangan perekonomian suatu bangsa. Memulai usaha atau mengembangkan bisnis usaha yang sudah ada, sudah pasti memerlukan pengorbanan yang cukup besar dan selalu dihadapkan pada ketidakpastian dan risiko yang tinggi. Risiko di dalam hal ini merupakan suatu kendala di dalam berwirausaha yang berasal dari berbagai macam faktor, salah satunya adalah aspek pemasaran yakni mengenai bagaimanakah cara produk kita dapat terjual dengan kuantitas yang tinggi, dikenal masyarakat luas dan pada akhirnya menghasilkan keuntungan yang besar.
Di dalam berwirausaha haruslah memiliki kejelian di dalam melihat peluang pasar yang akan digunakan. Karena aspek pasar akan sangat mempengarui omset penghasilan dari suatu usaha yang dijalankan tadi, omset dari penghasilan itu sendiri tentunya juga akan menentukan berlangsung atau tidaknya suatu usaha yang dijalankan. akan tetapi sering kita jumpai para wirausaha kita sering tidak memperdulikan hal-hal yang berkaitan dengan strategi-strategi pemasaran, pada umumnya mereka hanya mengoptimalkan hal-hal mengenai produk secara keseluruhan baik kualitas ataupun varietas. Walaupun faktor produk juga merupakan faktor yang sangat penting di dalam berwirausaha, terkenalnya brand atau merk suatu produk tidak akan lepas dari aspek pemasaran itu sendiri, tetapi para wirausahawan pada umumnya tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab mengapa pemasaran produk mereka gagal.
Apabila suatu pemasaran produk di dalam berwirausaha mengalami kendala maka dapat ditafsirkan penjualan produk tadi akan tidak optimal bahkan usaha itu sendiri akan bangkrut dan mengalami kerugian yang besar. Berlandaskan dari hal-hal tersebut maka penulis di dalam makalah ini akan membahas mengenai upaya mengatasi kendala pemasaran di dalam berwirausaha yang diharapkan mampu memberi solusi di dalam mengatasi  kendala di dalam berwirausaha.

1.2               RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini adalah seperti :
                  1.      Kendala – kendala apakah yang sering terjadi pada pemasaran?
                  2.      Definisi serta solusi dalam kendala pemasaran

1.3               TUJUAN PENULISAN
                    Ada pula tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah, seperti berikut :
1.            Memberikan solusi-solusi yang mungkin dapat meningkatakan pemasaran.
2.            Lebih memahami arti pemasaran dalam berwirausaha.
                  2.      Untuk mengetahui kendala-kendala yang ada dalam pemasaran.
BAB II
PEMBAHASAN


2.1       DEFINISI PEMASARAN
1.      Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.
2.      Pemasaran adalah suatu  kegiatan yang mengusahakan agar produk yang dipasarkannya itu dapat diterima dan disenangi oleh pasar.
3.      Pemasaran adalah kegiatan meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen, menghasilkan barang atau jasa, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa.
Hasil dari suatu studi lintas negara yang dilakukan oleh James dan Akrasanee (1988) di dalam Tulus T.H. tambunan menyatakan di sejumlah negara ASEAN menunjukan bahwa pemasaran adalah termasuk growth constraints yang dihadapi oleh banyak pengusaha kecil dan menengah (masalah ini dijumpai tidak terlalu serius di Singapura). Studi ini menyimpulkan bahwa jika UKM yang di dalamnya terdapat para wirausahawan tidak melakukan perbaikan yang cukup di semua aspek-aspek yang terkait dengan pemasaran seperti kualitas produk dan kegiatan promosi maka sulit sekali bagi UKM untuk dapat turut berpartisipasi dalam era perdagangan bebas.
Definisi pemasaran sebenarnya tidaklah netral, pemasaran dapat didefinisikan tergantung pada pihak-pihak yang berada didalamnya. Beberapa definisi pemasaran sebagai berikut:
WY. Stanton, bahwa pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial.
H. Nystrom mendefinisikan pemasaran sebagai suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.
Philip dan Duncan menjelaskan pemasaran adalah sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen.
Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat / American Marketing Association menjelaskan bahwa pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha pedagangan yang diarahkan pada aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Kesimpulan yang dapat kita ambil bahwa pemasaran adalah konsep sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

2.2       PERMASALAHAN PEMASARAN DALAM BERWIRAUSAHA
Suatu jenis usaha yang mampu bertahan dalam menghadapi segala permasalahan yang ada dan mampu menang dalam persaingan bisnis adalah mereka yang mampu membaca peluang pasar dengan memenuhinya dan memproduksi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Suatu usaha yang berhasil mencapai tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa. Hal ini adalah tugas dari fungsi pemasaran untuk jeli membaca setiap peluang yang ada dalam memenuhi kebutuhan pelanggan serta memasarkan produknya. Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi perkembangan suatu usaha seperti pada UKM pada saat memulai usahanya. Di dalam hal ini para wirausahawan haruslah jeli dan mencari jalan yang dianggap paling jitu untuk mengantisipasi kegagalan pemasaran di dalam berwirausaha tersebut. Kesalahan Pemasaran pada dasarnya akan berpengaruh langsung terhadap omset penjualan suatu produk yang ditawarkan.


2.3       UNSUR-UNSUR PEMASARAN

1.         Produk-(Product)
Merupakan barang fisik, jasa ataupun kombinasi keduanya, yang ditawarkan kepada pasar sasaran. Produk merupakan elemen marketing mix yang pertama yang perlu kita ketahui, untuk dapat menyusun bauran pemasaran selanjutnya yang sesuai dengan jenis produk tersebut.

2.         Harga/tarif (Price)
Merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan pelanggan untuk memperoleh produk hasil perusahaan. Dalam mempertimbangkan harga harus diperhatikan tingkat permintaan produk, perkiraan biaya produksi, harga produk pesaing, situasi dan kondisi persaingan serta pasar sasaran, Groth (Journal of management decision, 1995).

3.         Tempat(Place)
Merupakan perencanaaan dan pelaksanaan program penyaluran produk melalui lokasi pelayanan yang tepat, sehingga produk berada pada tempat yang tepat, pada waktu yang tepat dengan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk produk industri manufaktur place diartikan sebagai saluran distribusi (zero channel, two level channels, dan multilevel channels ) sedangkan untuk produk industri jasa place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa/Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada pelanggan dan dimana itu akan berlangsung.

4.         Promosi(Promotion)
Merupakan kombinasi dari variabel-variabel periklanan, penjualan tatap muka, promosi penjualan, dan publisitas yang dilakukan perusahaan dalam upaya mengkomunikasikan produk kepada para pelanggan (konsumen), sehingga para pelanggan (konsumen) termotivasi/terdorong untuk melakukan pembelian.
Orang (People); adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam menjalankan segala aktifitas perusahaan, dan merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi semua organisasi. Dalam perusahaan jasa unsur people ini bukan hanya memainkan peranan penting dalam bidang produksi atau operasional saja, tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak langsung dengan konsumen. Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image perusahaan jasa yang bersangkutan.

5.         Sarana Fisik (Physical Evidence)
Merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen, untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk di dalam physical evidence antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, perabot/peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti tiket, sampul, label, dan lain sebagainya. Selain itu atmosfir dari perusahaan yang menunjang seperti visual, aroma, suara, tata ruang,dll.

6.         Proses(Process)
Mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Untuk perusahaan jasa, kerjasama antara marketing dan operasional sangat penting dalam elemen process ini, terutama dalam melayani segala kebutuhan dan keinginan pelanggan (konsumen) secara cepat dan tepat.








2.4       KENDALA-KENDALA PEMASARAN
Di dalam kendala pemasaran di bagi menjadi dua aspek yaitu aspek internal dan aspek eksternal.

A.        Kendala Internal
Jika di lihat dari aspek internal permasalahan pemasaran di dalam berwirausaha yakni sebagai berikut :

1.         Perencanaan strategi pemasaran tidak matang.
Perencanaan strategi pemasaran sering tidak diperhatikan oleh para wirausahawan. Mereka melakukan distribusi pemasaran produk miliknya tidak berdasarkan aspek-aspek pemasaran tertentu dan tanpa direncanakan terlebih dahulu. strategi pemasaran tidak dibuat secara matang akan menimbulkan pemasaran tidak diorientasikan kepada pelanggan dan membuat produk tersebut tidak laku dijual.

2.         Target pasar yang terlalu lebar
Target pasar yang terlalu lebar pada dasarnya merupakan kesalahan di dalam perencanaan suatu usaha yang tidak dipertimbangkan terlebih dahulu. para pebisnis biasanya menetapkan tujuan target pemasaran kepada semua orang, mereka hanya berpikiran hanya ingin memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya di dalam usahanya itu tanpa memikirkan faktor-faktor lainnya. jikapun produk dan atau jasa yang ditawarkan bisa digunakan oleh semua orang, namun perlu kita ketahui tidak semua orang datang untuk membeli produk kita maka dari hal itu perlu ada spesifikasi pasar khusus untuk menempatkan produk kita dimana ditempat itu produk kita dibutuhkan oleh banyak orang.

3.         Target pasar yang salah
Target pasar yang salah merupakan suatu hal yang sering terjadi di dalam berwirausaha. Seharusnya perlu perencanaan yang matang sebelum menetapkan target pasar ataupun target konsumen. para wirausahawan kadang menjual produknya ke sasaran konsumen yang tidak tepat, hal ini membuat produk yang ditawarkan tidak diminati oleh konsumen. Misalnya, seorang pengusaha menjual produk lukisan dan target pasarnya adalah masyarakat di daerah pemukiman yang mereka berpenghasilan pas-pas-an ataupun pada daerah kumuh. Sudah dapat dipastikan omset penjualan produk mereka akan sangat rendah.

4.         Tidak melaksanakan bauran pemasaran (Marketing Mix) secara optimal.
Yaitu tidak ada pengujian efektivitas iklan, harga, kemasan produk. Biasanya seorang wirausahawan di dalam pembuatan iklan tidak efektif atau dalam kata lain dapat disebutkan iklan yang dibuat tersebut tidak membuat para konsumen yang berpotensi sadar akan barang atau jasa tertentu dan kebutuhan mereka akan barang dan jasa tersebut selain hal tersebut para wirausahawan kita biasanya tidak bisa memahami kebutuhan pelanggan. Seorang wirausahawan kadang tidak mengetahui apa yang paling penting buat pelanggan atau konsumennya. Walaupun, harga yang ditawarkan murah dan barangnya berkualitas, kadang seorang wirausaha tidak melaksanakan pelayanan yang baik cepat dan memuaskan. Selain hal tersebut kadang para wirausahawan tidak memperhatikan tempat atau lokasi di dalam hal penawaran produknya padahal hal ini sangatlah penting sebagai pendukung tingginya tingkat penghasilan para wirausahawan.

5.         Masalah pemasaran yang dipengaruhi oleh harga.
            Yang merupakan bagian dari bauran pemasaran, wirausahawan kita di dalam penawaran harga produknya sering memberikan penawaran harga yang tidak terjangkau, ataupun yang terjadi adalah kesalahan penetapan harga oleh para wirausaha. Dan menganggap harga merupakan variabel terpisah dari bauran pemasaran yang lain, bukan merupakan unsur intrinsik dari segi penentuan posisi pasar.

6.                     Sasaran dan tujuan yang kurang tepat.
            Setiap usaha baru hendaknya menetapkan sasaran dan tujuan yang akan menuntun perusahaan melalui pembuatan keputusan jangka panjang.  Tujuan atau sasaran tersebut berisi pernyataan yang melibatkan manajemen dan program pemasaran pada arah yang terbatas. Sasaran atau tujuan  tersebut mudah mengalami perubahan oleh wiraswastawan  dan dianggap  bisa dikendalikan. Akan tetapi, harus dipahami bahwa tujuan dan sasaran  adalah berarti garis pedoman jangka panjang dan perubahan konstan akan  menunjukkan ketidakstabilan dan ketidakamanan bagian manajemen.


7.         Jumlah pemasok yang tidak mencukupi.
            Pemasok yang digunakan umumnya didasarkan pada sejumlah faktor,  seperti harga, waktu penyerahan, kualitas, bantuan manajemen, dan lain-lain. Pada beberapa kasus, di mana bahan mentah langka atau hanya ada beberapa pemasok bahan mentah atau suku cadang tertentu, wiraswastawan mempunyai kendali yang kecil atas keputusan. Karena harga pasokan,  waktu penyerahan, dan lain-lain mempunyai dampak pada banyak keputusan  pemasaran, penting sekali memasukkan faktor-faktor tersebut dalam rencana pemasaran.
           

8.         Manajemen yang tidak terorganisir.
            Sangat penting bagi suatu organisasi jika ingin memproduksi sebuah barang/jasa yang baru untuk memberikan tanggung jawab terhadap dampak dalam perencanaan pasar dari wiraswastawan. Banyak pemasaran yang di launching tanpa melakukan manajemen apapun. Hal ini berdampak fatal bagi para wiraswastawan.

9.         Recana finansial yang tidak diatur secara matang.
            Dalam sebuah pemasaran produk baru, hal yang paling penting adalah mengatur finansial serta memikirkannya secara matang dan rapi. Rencana finansial hendaknya menguraikan kebutuhan finansial dari usaha baru tersebut.


B.        Kendala Eksternal
            Sedangkan kendala eksternal pemasaran di dalam berwirausaha dapat di rinci sebagai berikut :

10.                   Tekanan-tekanan persaingan.
                        Baik di pasar domestik dari produk-produk serupa buatan UB dan impor, maupun di pasar ekspor. Saat ini, di Negara-negara Asia yang terkena krisis seperti Indonesia, Filipina dan korea selatan, masalah pemasaran bisa menjadi masalah serius, karena sebagai salah satu efek dari krisis tersebut akses ke kredit bank menjadi sulit (kalau tidak dapat dikatakan tertutup sama sekali).

11.              Kekurangan informasi yang akurat dan up to date. 
                        Mengenai peluang-peluang pasar di dalam maupun diluar negeri dan peraturan-peraturan mengenai tata niaga pemasaran regional atau internasional di dalam konteks AFTA, Masyarakat Eropa (UE) dan WTO / GATT dan aspek-aspek legal lain seperti kesepakatan-kesepakatan internasional mengenai larangan penggunaan buruh, anak-anak, lingkungan hidup, dan hak asasi manusia (HAM) yang dikaitkan dengan perdagangan internasional.

12.              Dumping dan Anti Dumping.
            Kebijakan ini membuat para pengusaha kita manjadi terhambat di dalam menembus pasar global atau paling tidak dapat mempertahankan pangsa ekspor ke luar negeri. Dengan kebijakan Dumping ataupun Anti Dumping negara tujuan ekspor para wirausahawan mampu menjual barang yang serupa seperti yang kita ekspor dengan harga yang lebih murah ataupun sebaliknya mereka membeli barang ekspor wirausahawan kita dengan harga yang sangat murah.


13.       Masalah pada lingkungan kebudayaan.
            Evaluasi perubahan kebudayaan mungkin mempertimbangkan pergeseran pada populasi menurut demografi (contohnya, dampak ledakan penduduk  atau pertumbuhan para manula dalam komposisi penduduk), perubahan  sikap (seperti cintailah produk buatan dalam negeri),  kecenderungan dalam  kecelakaan kerja, tuntutan upah minimum, kesehatan, dan nutrisi. Semuanya  mungkin mempunyai implementasi perencanaan. Pada beberapa kasus, ketersediaan para ahli  tertentu mungkin tidak bisa dikendalikan (misalnya kelangkaan tipe manajer teknis). Wiraswastawan harus membangun tim manajemen efektif  dan memberikan tanggung jawab kepada mereka untuk mengimplementasikan rencana pemasaran.

14.       Timbulnya rasa persaingan ataupun lingkungan saing.
            Sebagian besar wiraswastawan umumnya menghadapi ancaman potensial  dari perusahaan yang lebih besar. Wiraswastawan harus bersiap-siap dengan ancaman tersebut dan hendaknya membuat rencana pemasaran  yang menguraikan strategi paling efektif dalam lingkungan persaingan.

15.       Kekurangan dan tidak meneliti bahan mentah yang dibutuhkan.
            Juga cukup sulit untuk meramalkan kekurangan bahan mentah. Adalah gagasan baik bagi wiraswastawan untuk membentuk hubungan kuat dengan pemasok dan sensitif terhadap ancaman adanya kelangkaan  bahan mentah. Jika terdapat kelangkaan bahan mentah, wiraswastawan  harus membuat perencanaan sumber alternatif dari bahan mentah tersebut. Banyak usaha pemula berakhir karena kelangkaan bahan  mentah. Mungkin sangat sulit mendapatkan sumber alternatif yang mapan. Akan tetapi, kesadaran akan resiko akan menyelamatkan wiraswastawan  dalam mempertahankan usahanya dan memungkinkan mereka mendiversifikasi usahanya atau menutup usaha sebelum mengalami kerugian besar.


            Dan berikut ini adalah beberapa masalah pemasaran yang sering timbul di sekitar kita, sebagai berikut :

16.       Rendahnya kemampuan tawar-menawar.
Kemampuan wirausaha dalam penawaran produk yang dihasilkan masih terbatas karena keterbatasan modal yang dimiliki, sehingga ada kecenderungan produk-produk yang dihasilkan dijual dengan harga yang rendah.



17.       Kurang tersedianya informasi pasar.
Informasi pasar merupakan faktor yang menentukan apa yang diproduksi, di mana, mengapa, bagaimana dan untuk siapa produk dijual. Dengan keuntungan terbaik. Oleh sebab itu informasi pasar yang tepat dapat mengurangi resiko usaha sehingga pedagang dapat beroperasi dengan margin pemasaran yang rendah dan memberikan keuntungan bagi pedagang itu sendiri, produsen dan konsumen.

18.       Rendahnya kualitas sumber daya manusia
            Sumber daya manusia, khususnya untuk para wirausahawan di daerah pedesaan masih sangat rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini tidak pula didukung oleh fasilitas pelatihan yang memadai, sehingga penanganan produk masih belum baik.

19.       Kurang jelasnya jaringan pemasaran.
Produsen dan/atau pedagang dari daerah sulit untuk menembus jaringan pemasaran yang ada di daerah lain karena pihak-pihak yang terlibat dalam jaringan pemasaran tersebut dan tempat kegiatan berlangsung tidak diketahui. Di samping itu, tidak diketahui pula aturan-aturan yang berlaku dalam sistem tersebut. Hal ini menyebabkan produksi yang dihasilkan mengalami hambatan dalam hal perluasan jaringan pemasaran.

20.       Berfluktuasinya harga.
Harga produksi hasil pangan yang selalu berfluktuasi tergantung dari perubahan yang terjadi pada permintaan dan penawaran. Naik turunnya harga dapat terjadi dalam jangka pendek yaitu per bulan, per minggu bahkan perhari atau dapat pula terjadi dalam jangka panjang. Pada saat musim produk melimpah harga rendah, sebaliknya pada saat tidak musim harga meningkat drastis.


2.5       SOLUSI KENDALA PEMASARAN
            Dari 20 kendala pemasaran yang telah dirumuskan diatas, maka kami ingin memberi 3 solusi dari 3 kendala yang ada. Solusi untuk masalah yang telah kami pilih diantaranya adalah :


1.                  SOLUSI : UNTUK KENDALA PEMASARAN NOMER 1 (STRATEGI PEMASARAN YANG TIDAK MATANG)

Sebelum seorang wirausahawan memasarkan suatu produk maka diperlukan suatu perencanaan yang jelas dan matang agar tidak terjadi kendala yang menyebabkan kerugian di dalam memproduksi suatu produk ataupun akibat yang bersifat negatif lainnya terhadap produksi seperti rendahnya omset pembelian oleh konsumen. Untuk mempertajam fokus dari rencana pemasaran, seorang wirausahawan harus mengenal pasar dengan sempurna. Untuk melaksanakan hal itu di dalam perencanaan pemasaran diperlukan berbagai langkah yang harus dilaksanakan  didalamnya yakni sebagai berikut :


A.                Penentuan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Seorang wirausaha seharusnya  melakukan penelitian atau riset pasar sebelum memulai usaha. Riset pasar haruslah diarahkan kepada aspek atau kebutuhan konsumen, yakni dapat diketahui melalui riset dengan aspek sebagai berikut :
1)        Berapa Usia Konsumen
2)        Jenis Kelamin (pria atau wanita)
3)        Apa pendidikan mereka
4)        Berapa penghasilan mereka
5)        Apa Jabatan mereka
6)        Apa yang menjadi pilihan mereka dalam membeli
7)        Produk, jasa-jasa pelayanan, dan manfaat apa yang mereka beli dari produk tadi
8)        Bagaimana pola beli konsumen
9)        Cara menarik konsumen (Promosi, iklan)
10)    Cara memperoleh lebih banyak pelanggan.

B.        Memilih pasar sasaran khusus (special target market)
Setelah seorang wirausahawan mengetahui mengenai sesuatu hal tentang produk yang diinginkan oleh konsumen maka langkah yang harus diambil oleh seorang wirausahawan selanjutnya adalah memilih pasar sasaran khusus. Ada tiga jenis pasar sasaran khusus yaitu pasar individual (individual market), pasar khusus (niche market), segmentasi pasar (market segmentation).

C.        Menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan
Strategi pemasaran pada dasarnya sangat tergantung pada keadaan lingkungan persaingan pasar yang ada. Persaingan dapat berasal dari domestik ataupun dari luar ataupun pasar eksport maka dari itu diperlukan strategi-strategi tersendiri di dalam hal ini. Ada enam strategi untuk memenuhi permintaan dari lingkungan yang bersaing :
1)         Berorientasi pada pelanggan (customer orientation) produk di buat  sesuai dengan kebutuhan konsumen atau produk dibuat seperti keinginan konsumen sehingga menciptakan kepuasan konsumen apabila produk tersebut di pakai.
2)        Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif, efisien dan tepat.
3)        Kenyamanan (convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup, kenyamanan dan kenikmatan.
4)        Inovasi (innovation), yakni harus berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa maupun proses. Suatu produk diperlukan suatu inovasi di dalam strategi penjualannya agar pelanggan atau konsumen tidak bosan dengan strategi pemasaran yang telah dibuat sebelumya. Maka dari itu bagian pemasaran haruslah cermat di dalam melihat situsi pasar.
5)      Kecepatan (speed)  atau disebut juga Time Compression Management (TCM), yang diwujudkan dalam bentuk: Kecepatan untuk menepatkan produk baru di pasar dan kecepatan memperpendek waktu untuk merespons keinginan dan kebutuhan pelanggan. (customer respone time)
6)      Pelayanan dan kepuasan pelanggan.

D.        Pemilihan strategi pemasaran
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Untuk menarik para konsumen seharusnya para wirausahawan dapat merekayasa indikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu probe, product, price, place, promotion.


2.         SOLUSI : UNTUK KENDALA PEMASARAN NOMER 4 (MELAKSANAKAN BAURAN PEMSARAN ATAU  MARKETING MIX SECARA TEPAT)
Cara pengusaha mempengarui konsumennya merupakan hal yang memerlukan perencanaan dan pengawasan secara matang serta perlu dilakukan tindakan-tindakan konkrit dan terprogram. Untuk keperluan tersebut pengusaha melakukan tindakan-tindakan yang dipadukan dan disebut Bauran Pemasaran (Marketing Mix). Tindakan itu terdiri dari lima macam yaitu mengenai probe, Product, price, place dan promotion, perpaduan antara lima macam aspek tersebut merupakan senjata yang harus dimiliki oleh para wirausaha di dalam memasarkan produknya, yang akan diuraikan sebagai berikut :
           
A.    Penelitian dan Pengembangan pasar atau Probe
      Penelitian dan Pengembangan pasar atau Probe dilakukan dengan berbagai  cara yakni sebagai berikut :
1.      Berorientasi pada konsumen
Pada suatu usaha di dalam pengembangan pasar diperlukan suatu sikap yang menekankan kepada kepuasan para pelanggan ataupun konsumen.
2.      Kualitas
Agar produk yang diciptakan oleh para wirausahawan mampu diterima di pasar internasional maka seharusnya seorang wirausahawan mampu meningkatkan kualitas barang yang dibuatnya. Perbaikan kualitas suatu produk terangkum dalam Total Quality Management (TQM).
3.      Kenyamanan
Untuk memberikan pelayanan yang menyenangkan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       Lokasi usaha harus dekat dengan pelanggan.
b.       Berikan kemudahan-kemudahan kepada pelanggan
c.       Tentukan jam kerja yang menyenangkan
d.      Tetapkan apakah barang perlu diantar atau tidak
e.       Berikan kemudahan untuk menggunakan cara kredit
4.      Inovasi
Perubahan pasar yang sangat cepat menuntut seorang wirausahawan harus secara terus menerus melakukan inovasi terhadap produknya, agar tidak ditinggal oleh para pelanggannya. Beberapa bentuk inovasi yang lazim digunakan adalah bentuk produk baru, perbedaan teknik / cara, dan pendekatan baru dalam memperkenalkannya.
5.      Kecepatan
Kecepatan disebut Time Compression management (TCM), yang memiliki dua aspek, yaitu : mempercepat produk baru ke pasar, dan memperpendek waktu dalam merespons permintaan pelanggan baik dalam memproses produk maupun dalam mendistribusikan atau menyampaikannya.
6.      Pelayanan  dan Kepuasan Pelanggan
Seorang wirausaha haruslah mengetahui bahwa cara yang terbaik  untuk menarik dan mempertahankan pelanggan adalah menyajikan sebuah pelayanan yang baik yang tidak dapat disaingi oleh pesaing lainnya.

B.     Produk (product)      
      Pengusaha dapat mempengarui konsumennya lewat produk yang ditawarkan kepada konsumennya itu, maka dari itu produk haruslah dibuat dengan baik dan berkualitas agar produk diminati oleh para konsumen. Disamping itu seorang pengusaha dapat pula memberikan harga yang rendah serta memberikan diskon / potongan harga, mencantumkan harga obral serta harga cuci gudang dan sebagainya. Dengan cara penetapan harga semacam ini akan menarik perhatian serta mendorong konsumen untuk segera melakukan transaksi pembelian agar tidak terlewatkan kesempatan yang terbatas waktunya bagi berlakunya harga obral tersebut.  

C.     Tempat (place)
      Tempat yang strategis, menyenangkan, aman dan efisien merupakan tempat yang menarik bagi konsumen.

D.    Harga (price)
      Wirausaha di dalam menentukan harga yang tepat haruslah memerlukan banyak pilihan yang berdasarkan pada informasi, fakta, dan analisis di lapangan. Wirausaha harus mempertimbangkan berbagai faktor sebelum menentukan harga. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan yakni sebagai berikut:
                  1.      Biaya barang dan jasa.
                  2.      Permintaan dan penawaran pasar.
                  3.      Antisipasi volume penjualan produk dan jasa.
                  4.       Harga pesaing
5.      Kondisi ekonomi
      6.      Lokasi usaha
      7.      Fluktuasi musiman
      8.      Faktor psiklogis pelanggan
      9.      Bunga kredit dan bentuk kredit
      10.  Sensitivitas harga pelanggan (elastisitas permintaan).      

E.     Promosi
      Promosi adalah cara mengkomunikasikan barang dan jasa yang ditawarkan supaya konsumen mengenal dan membeli. Tujuan promosi adalah untuk memperkenalkan barang dan jasa agar diketahui, dibutuhkan dan diminta oleh konsumen. Komponen-komponen strategi promosi mencakup:
                  1.      Iklan, melalui media cetak(majalah, surat kabar) atau elektronik (radio, dll)
                  2.      Penjualan langsung.
                  3.      Promosi penjualan
                  4.      Publisitas.
                  5.      Waraniaga mempromosikan barang langsung.


3.         SOLUSI: UNTUK KENDALA PEMASARAN NOMER 12 (DUMPING/ANTI DUMPING ATAU BEKERJA SAMA DENGAN WIRAUSAHAWAN LUAR NEGRI)

                        Wirausaha dapat mengadakan kerja sama dengan pengusaha luar negeri, hal ini dimaksudkan agar mereka dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan satu sama lainnya. Selain hal tersebut untuk masalah kebijakan-kebijakan ekspor yang menghambat perkembangan usaha dan telah ditetapkan oleh suatu negara pengimpor seperti dumping ataupun anti dumping dapat dipecahkan secara bersama-sama, agar masing-masing pihak tidak ada yang dirugikan. Selain hal itu seorang wirausaha dapat bekerja sama di dalam menciptakan produk bersama-sama, saling tukar menukar keahlian ataupun IPTEK agar produksi produk kita semakin maju dan menyebar di seluruh dunia.

7 Jun 2013

Buku Kewirausahaan


Judul Buku: Membangun gurita bisnis franchise ( panduan hokum bisnis waralaba )
Pengarang: Iswi Hariyani m.H dan Ir serfianto D.P
Tahun      : 2011
Penerbit   : PT .gramedia pustaka utama Pustaka Yutistia
Tempat Terbit: Jl. Palmerah barat 29 - 37. Jakarta pusat 10270

2011


Judul Buku: Mengubah utang menjadi cuan tips aman buka usaha bermodal utang
Pengarang: Rizem aizid
Tahun      : 2010
Penerbit   : Flash books
Tempat Terbit: JL. Topaz Raya C2 No.12 Permata Puri Media, Jakarta Barat






Judul Buku: Menjadi wirausaha sukses
Pengarang: Zainal abidin bin syamsudin
Tahun      : 2010
Penerbit   : Rumah penerbit al-manar
Tempat Terbit: Karangasem CT III No.3 (Sebelah utara Kampus Fakultas Kehutanan UGM) Yogyakarta



8 Des 2012

Peran mahasiswa dalam mempertahankan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan


Peran mahasiswa dalam mempertahankan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan.

Latar Belakang         :

                        Disaat globalisasi seperti ini, dimana semua budaya asing masuk secara besar-besaran ke dalam negeri, kita patut untuk mempertahankan keaslian bahasa serta budaya kita. Khususnya para Mahasiswa yang berwawasan luas dan bisa menilai serta menghargai dan turut mempertahankan budaya dan bahasa asli Indonesia di zaman ini dapat dengan teliti memilah bahasa asing yang masuk. Karena banahas Indonesia adalah bahasa nasional yang mewakili identitas asli sebagai warga Negara Indonesia.

Contoh kasus             :

                        Mulai menyaring dan mempergunakan bahasa Indonesia secara baik dalam kehidupan sehari-hari dan dalam bentuk jaringan social. Agar tetap menjaga kelestarian asli bahasa Indonesia, bahasa nasionalis.

Hubungan manusia dengan pandangan hidup atau falsafah budaya Indonesia


Hubungan manusia dengan pandangan hidup atau falsafah budaya Indonesia.

Latar Belakang         :

Filsafat Indonesia adalah sebutan umum untuk tradisi kefilsafatan yang dilakukan oleh penduduk yang mendiami wilayah yang belakangan disebut Indonesia. Filsafat Indonesia diungkap dalam pelbagai bahasa yang hidup dan masih dituturkan di Indonesia (sekitar 587 bahasa) dan 'bahasa persatuan' Bahasa Indonesia, meliputi aneka mazhab pemikiran yang menerima pengaruh Timur dan Barat, disamping tema-tema filosofisnya yang asli.

Secara kebetulan, Bahasa Indonesia sejak awal memang tidak memiliki kata 'filsafat' sebagai entitas yang terpisah dari teologi, seni, dan sains. Sebaliknya, orang Indonesia memiliki kata generik, yakni, budaya atau kebudayaan, yang meliputi seluruh manifestasi kehidupan dari suatu masyarakat. Filsafat, sains, teologi, agama, seni, dan teknologi semuanya merupakan wujud kehidupan suatu masyarakat, yang tercakup dalam makna kata budaya tadi. Biasanya orang Indonesia memanggil filsuf-filsuf mereka dengan sebutan budayawan (Alisjahbana 1977:6-7). Karena itu, menurut para penulis tersebut, lingkup Filsafat Indonesia terbatas pada pandangan-pandangan asli dari kekayaan budaya Indonesia saja. Hal ini dipahami oleh pengkaji lain, Ferry Hidayat, seorang lektur pada Universitas Pembangunan Nasional (UPN) 'Veteran' Jakarta, sebagai 'kemiskinan filsafat'. Jika Filsafat Indonesia hanya meliputi filsafat-filsafat etnik asli, maka tradisi kefilsafatan itu sangatlah miskin. Ia memperluas cakupan Filsafat Indonesia sehingga meliputi filsafat yang telah diadaptasi dan yang telah 'dipribumikan', yang menerima pengaruh dari tradisi filosofis asing. Artikel ini menggunakan definisi penulis yang terakhir.

Pengertian                  :

'Filsafat Indonesia' adalah bukan Barat dan bukan Timur, sebagaimana terlihat dalam konsep-konsep dan praktik-praktik asli dari mupakat, pantun-pantun, Pancasila, hukum adat, gotong-royong, dan kekeluargaan (Nasroen 1967:14, 24, 25, 33, dan 38). Sunoto mendefinisikan 'Filsafat Indonesia' sebagai kekayaan budaya bangsa kita sendiri yang terkandung di dalam kebudayaan sendiri (Sunoto 1987:ii), sementara Parmono mendefinisikannya sebagai pemikiran-pemikiran yang tersimpul di dalam adat istiadat serta kebudayaan daerah (Parmono 1985:iii). Sumardjo mendefinisikan kata 'Filsafat Indonesia' sebagai pemikiran primordial atau pola pikir dasar yang menstruktur seluruh bangunan karya budaya (Jakob Sumardjo 2003:116). Keempat penulis tersebut memahami filsafat sebagai bagian dari kebudayaan dan tidak membedakannya dengan kajian-kajian budaya dan antropologi.

Hubungan Manusia dengan Falsafah Budaya Indonesia :

            Hubungan manusia dengan pandangan hidup budaya Indonesia sangat erat, karena budaya dan manusia adalah kesatuan. Maka tidak akan ada pandangan hidup bila manusia tidak memiliki aturan atau membentuk adat untuk dijadikan pandangan hidup. Dan ketika pandangan hidup atau falsafah itu berdiri, kembali lagi pada masyarakat tersebut yang mematuhi dan mengikuti aturan tersebut. Jadi, sangat bergantung satu sama lain.

Usaha manusia dalam mempertahankan keindahan dalam bahasa daerah yang terdapat di Indonesia.


Usaha manusia dalam mempertahankan keindahan dalam bahasa daerah yang terdapat di Indonesia.

Latar Belakang         :

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional bangsa Indonesia, dari sekian banyak suku bangsa di Indonesia semua memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa. Dalam fungsinya dalam berkomunikasi saat ini bahasa Indonesia mulai mengalami perubahan. Hilangnya kemampuan generasi masa kini untuk menerapkan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar, tergantikan oleh penggunaan bahasa Indonesia yang campur aduk serta bergesernya pemahaman akan penggunaan bahasa Indonesia secara benar.

Seringnya penggunaan bahasa Indonesia kini bercampur dengan bahasa gaul ataupun dengan bahasa daerah serta Inggris, sehingga dalam aplikasinya bahasa Indonesia mengalami pergeseran makna. Hal ini memang tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang semakin maju. Banyaknya budaya barat yang masuk serta adanya trend pemakaian kata-kata yang lebih dianggap keren alih-alih memakai bahasa Indonesia secara baik dan benar. Kita mesti memahami adanya sejarah bahasa Indonesia, dimasa lalu telah mengalami banyak perkembangan sehingga akhirnya ditetapkan sebagai bahasa pemersatu bangsa Indonesia baik dalam Sumpah Pemuda maupun dalam Proklamasi Kemerdekaan. Bagaimana akhirnya bahasa yang begitu kita banggakan sebagai bahasa pengantar kita dalam berkomunikasi antar suku yang berbeda-beda kini makin mengalami perubahan pemakaian.

Contoh            kasus               :

            Karena lebih sering menonton film barat ketimbang film dalam negeri, maka penggunaan bahasa Indonesia terkadang bercampur dengan pemakaian bahasa asing. Yang membuat si pengguna bahasa tersebut merasa lebih percaya diri. Dan terkadang lebih sering menggunakan bahasa yang tidak baku.

 

“Sorry, engga sengaja.”

Yang seharusnya adalah, “Maaf saya tidak sengaja.” Penggunaan kata “sorry’ dalam bahasa asing dan pencampuran bahasa tidak baku “engga” dalam pengungkapan kalimat tersebut.

(edukasi.kompasiana.com/2012/09/18/keindahan-bahasa-indonesia-yang-semakin-punah-493902)

Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesustraan


Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesustraan.

Latar Belakang         :

            Istilah IBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu

Pengertian      :

·         Ilmu budaya dasar merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.Sedangkan Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

·         Secara etimologi (menurut asal-usul kata) kesusastraan berarti karangan yang indah. “sastra” (dari bahasa Sansekerta) artinya : tulisan, karangan. Akan tetapi sekarang pengertian “Kesusastraan” berkembang melebihi pengertian etimologi tersebut. Kata “Indah” amat luas maknanya. Tidak saja menjangkau pengertian-pengertian lahiriah tapi terutama adalah pengertian-pengertian yang bersifat rohaniah. Goenawan Mohamad "Kesusastraan adalah hasil proses yang berjerih payah, dan tiap orang yang pernah menulis karya sastra tahu: ini bukan sekadar soal keterampilan teknik. Menulis menghasilkan sebuah prosa atau puisi yang terbaik dari diri kita adalah proses yang minta pengerahan batin”.

 

Konsepsi IBD dengan Kesusatraan            :

            Hubungan IBD dengan Sastra:
pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi.

Ilmu budaya dasar (IBD) adalah sebagai bagian dari MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian, akan tetapi sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya.Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus.
 
(sendiri.http://thefimsite.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-tujuan-serta-ruang.html)
(zarapintar.wordpress.com/2012/03/18/konsep-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/)

Hubungan Manusia dan Kebudayaan


Hubungan Manusia dan Kebudayaan.

Latar Belakang         :

            Dalam hubungan dengan lingkungan, manusia merupakan suatu organisme hidup . Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa setiap orang berasal dari satu lingkungan vertical (genetika tradisi) horizontal (geografik fisik social) maupun kesejarahan. Saat seorang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energy dan berkeinginan untuk hidup dan menyesuaikan dengan lingkungannya. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan. Saat manusia mulai terbiasa dengan lingkungannya maka saat itu manusia mulai mengenal budaya dari tempat ia berkembang.
Pengertian      :

·         Manusia merupakan makhluk biologis yang memiliki rasa ingin tahu, makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri, selalu memperhitungkan setiap kegiatan serta makhluk yang berbudaya.

·         Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusiauntuk mengolah segalasegala usaha manusia untuk melangsungkan kelangsuangan hidupnya. Sedangkan Budaya adalah himpunan pengalaman yang dipealajari mengacu mengacu pada pola perilaku secara social, yang merupakan kekhususan kelompok tersebut.

Kaitan Manusia dengan Kebudayaan        :

            Hubungan antara manusia dengan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudaan sebagai obyek yang dilakukan oleh manusia.

Manusia dan Kebudayaan adalah dwitunggal, yang artinya satu kesatuan. Manusia yang menciptakan kebudayaan, dan kebudayaan yang telah tercipta mengatur manusia untuk tetap patuh pada apa yang mereka terapkan (kebudayaan).

Proses hubungan Manusia dan Kebudayaan adalah dialektif, yang artinya saling terkait satu sama lain. Proses dialektif terdiri dari 3 tahap, yaitu:

1.      Eksternalisasi, proses dimana manusia mengekpresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui Ekstenalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.

2.      Obyektivitas, proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi serta membentuk perilaku manusia.

3.      Internalitas, proses dimana masyarakat disergap kembali menjadi manusia.  Manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dapat hidup dengan baik.
(evitavani.blogspot.com/2012/06/tugas-ibd-hubungan-manusia-dengan.)
(apid.staff.gunadarma.ac.id/.../bab2-manusia_dan_kebudayaan.pdf)